Hidup Dalam Kebenaran

ERA megapolitan dewasa ini,  membuat banyak orang  berorientasi pada materi, tepatnya uang. Uang dipandang sebagai tolok ukur prestasi, kesuksesan, kekayaan. Demi meraup uang, orang tak lagi sungkan menerapkan segala cara. Bahkan, menumbalkan orang-orang lain. Baik dalam proses melakukan aksinya, mau pun yang akan menanggung dampak buruknya. Celakanya, perilaku yang sangat tak terpuji di mata Tuhan itu, telah dianggap biasa, sebagai kepiawaian, kebijaksanaan orang-orang yang ingin "terpandang".


Setiap anak Tuhan harus selalu mafhum, eksistensinya berbeda dengan orang-orang lain. Setiap anak Tuhan mesti menyadari, betapa berbagai perilaku akan dipertanggung-jawabkan. Tidak saja secara hukum di dunia ini. Tapi, juga, tatkala kelak saat penghakiman tiba. Itulah, kenapa hidup dan kehidupan mesti dilakoni secara benar senantiasa. Artinya, segala sesuatu yang diraup, sejauh-jauhnya harus  diperkenankan, dan, untuk Tuhan.


Rasul Matius lewat suratnya pasal 25 ayat 30 mengingatkan :


"Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi".


Melakoni hidup dan kehidupan bersih, lurus, sangat sulit, menyusahkan. Namun, setiap anak Tuhan yang telah dipilih-Nya seyogianya tak pernah tergiur, terseret tren negatif itu. Dalam konteks itu, terapkan pesan yang dilansir Kitab Galatia pasal 6 ayat 9 :


"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah".


Jika karena perilaku baik, benar, setiap anak Tuhan disingkirkan,  dimusuhi, masih ada Kristus Yesus mahapenolong mengawal. Jangan karena tak "dikasihi", lalu  mengorbankan perkenanan Tuhan.


Tetaplah berbuat kebaikan, selagi waktu dan kesempatan masih terbuka. Ingat :


Perilaku yang baik takkan pernah lapuk, siasia !


TUHAN YESUS KRISTUS MEMBERKATI.

1 Response to "Hidup Dalam Kebenaran"